Home > Umum > Gayus dan Keserakahan

Gayus dan Keserakahan


Orang yang selalu merasa berkurangan padahal nyatanya sudah berkelebihan, biasa disebut dengan istilah serakah atau tamak. Orang serakah biasanya menginginkan agar dirinya memiliki sesuatu paling banyak. Keinginannya itu tidak pernah berhenti. Apa yang sudah dimiliki, sekalipun sudah terlalu banyak, masih selalu dirasa kurang, dan karena itu masih ingin berusaha menambahnya.

Gayus adalah contoh hidup dari korban keserakahan dirinya. Ia adalah seorang Markus (Mafia kasus) pajak dari Dirjen Pajak, (anda bisa liat profil beliau disini). Gaji yang dia dapat, masih dianggap kurang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, rumah, mobil, properti dan semua kemewahannya masih belum memuaskan hasratnya. Ambil dan terus ambil semua uang yang bukan haknya. Setelah tertangkap tangan pun ia tak henti-hentinya melepaskan sensasi ke publik, mulai dari penyuapan yang dilakukan di Rutan Mako Brimob yang sangat fantastis (seolah uang 60 juta bukan apa-apa baginya) dan kemudian pelesiran ketempat yang ia suka… dahsyat sekali… Menangis di depan publik untuk melakukan pembelaan dan mengharap iba publik, tapi apakah itu tulus dari dalam hatinya ?

Baru-baru ini muncul berita heboh, Gayus tertipu didalam penjara sebesar 4 Milyar oleh seorang narapidana, yang konon menurut informasi ia dapat melipat gandakan uang. Apakah tangisan Gayus di depan publik itu tulus ?

Keserakahan dalam diri Gayus sudah mendarah daging, sampai-sampai akal sehatnya pun mati, semua cara mungkin akan dia lakukan agar hatinya bisa terpuaskan. Namun sepertinya itu tidak akan pernah selesai, karena keserakahan itu tidak pernah berujung.

Rekan-rekan sekalian, semoga contoh diatas bisa menjadi pelajaran yang paling berharga bagi kita semua, betapa menakutkannya salah satu sifat tamak yang ada dalam didiri kita ini.

  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment